Sabtu, 02 Mei 2009

Konsep Dasar RFID ( Doni W - 115070019)

RFID

RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu alat yang bernama RFID tag atau transponder.Data yang ditransmisikan dapat berupa kode-kode yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu obyek tertentu. Suatu RFID tags dapat berupa benda yang sangat kecil, sehingga dapat disatukan dengan misalnya kertas stiker. Kertas stiker yang terdapat RFID tags tersebut dapat direkatkan ke dalam suatu produk, binatang, atau bahkan orang. RFID tag tersebut berisikan antena yang memungkinkan alat tersebut dapat menerima dan merespon terhadap suatu sinyal yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver. Sehingga secara otomatis identitas dari benda yang telah diberi RFID tag tersebut akan segera diketahui.

Sudah ada beberapa orang yang mencoba menanam (implantasi) peranti tersebut ke dalam tubuhnya. Salah satunya adalah Amal Graafstra, seorang teknopreneur yang tinggal di Washington, Amerika Serikat. Kisah implantasinya dimuat dalam majalah IEEE Spectrum edisi Maret 2007.

Peranti ini terdiri dari dua bagian. Peranti pertama adalah RFID reader yang berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label ) dan membandingkan dengan yang ada di memori reader. Sedangkan bagian kedua adalah RFID tag yang berfungsi menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas diri.


Sejarah RFID

Sejarah awal dari RFID adalah dengan adanya penemuan alat mata-mata untuk pemerintahan Uni Soviet padfa tahun 1946 oleh leon Theremin. Alat tersebut dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Prinsip dasarnya adalah Gelombang suara dapat menggetarkan sebuah diafrakma (diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian resonator memodulasi frekuensi radio yang terpantul tersebut. Walaupun alat ini bukan sebuah kartu/label identitas melainkan sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif, tetapi alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi berbasis RFID. Beberapa sumber publikasi-publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada sejak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.

Pada tahun 1936, sebuah teknologi yang lebih mirip RFID, yaitu IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris. Alat tersebut secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasi pesawat tempur lawan atau kawan. Transponder semacam ini masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan hingga saat ini.

Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting yang di buat oleh Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa "...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh."

Pada tahun 1973 di Amerika Serikat, seseorang bernama Mario Cardullo mematenkan sebuah transponder radio pasif dengan nomor paten 9.317.148. alat tersebut pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada perusahaan pelabuhan New York (new york port Authority) dan para pengguna potensial laennya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memory 16 bit untuk digunakan sebagai sebuah alat pembayaran.

Pada dasarnya, paten Mario Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor di tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di berbagai bidang, misalnya

1. bidang transportasi: identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest/daftar barang secara elektronik, pendataan rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan

2. bidang perbankan: buku cek elektronik, kartu kredit elektronik

3. bidang keamanan: tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses

4. bidang kesehatan: identifikasi dan sejarah medis pasien

Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos di tahun 1973. Alat ini dioperasikan pada gelombang 915 Mhz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.

Sedangkan paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton di tahun 1983 dengan nomor Paten Amerika Serikat 4,384,288.

Beberapa Tipe dari RFID tag

Sifat dari pada RFID tag ada dua jenis:

  1. RFID tag pasif.

Pada RFID tag pasif tidak memiliki power supply sendiri. Sehingga RFID tag ini berkerja hanya dengan berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya frekuensi radio scanning yang masuk saja. Induksi tersebut sudah cukup untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor ID saja. Ukuran dari RFID pasif dapat di buat denga ukuran yang sangat kecil dikarenakan tidak adanya power supply pada RFID tag tersebut.Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat bahwa RFID tag terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata. RFID tag yang pasif memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter.

  1. RFID tag aktif

Berkebalikan dengan RFID tag pasif, RFID tag aktif memiliki power supply sendiri. Karena memiliki power supply yang sendiri maka jarak janggkauannya menjadi lebih jauh. Pada RFID tag aktif juga terdapat memory yang lebih besar sehingga dapat menampung berbagai informasi di dalamnya. Ukuran terkecil dari RFID tag aktif ini sampai saat ini adalah sebesar koin dengan jarak jangkauan hingga 10 meter dan umur baterai sampai bertahun-tahun lamanya.

Untuk masalah harga, RFID tag pasif bisa lebih murah untuk di produksi karena tidak bergantung pada baterai. RFID tag yang banyak beredar sekarang adalah RFID tag pasif. Pada kisaran tahun 2004, harga dari RFID tag pasif sekitar USD$ 0.40. Nantinya harga dari RFID tag ini akan ditekan sampai dengan USD$ 0.05 agar RFID tag ini bisa tersedia secara luas dan bisa dipergunakan dimana saja. Sayangnya para pembuat chip masih belum mampu dan demand terhadap device ini masih rendah sehingga harganya juga belum bisa turun. Menurut analisa dari perusahaan riset independen seperti Gartner dan Forrester Research sepakat bahwa harga USD$ 0.10 dari alat ini hanya akan bisa dicapai dalam waktu 6-8 tahun. Meskipun demikian, dengan menggunakan teknologi manufaktur baru, mampu untuk menurunkan harga dari RFID tag ini..

Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila dikategorikan berdasarkan frekuensi radio, yaitu:

  • low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz)
  • high frequency tag (13.56 MHz)
  • UHF tag (868 sampai 956 MHz)
  • Microwave tag (2.45 GHz)

UHF tag tidak dapat digunakan secara global, karena tidak ada peraturan global yang mengatur penggunaannya.


Dasar Cara Kerja RFID

Sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen. Misalnya tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat inventory tag. Sedangkan keamannan pada RFID dapat dicapai dengan dua cara. Yang pertama pintu security dapat melakukan query untuk mendapatkan status keamanan. Dan yang kedua adalah RFID tag-nya berisi bit security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station.

Sistem RFID dapat mengirimkan data dari sebuah alat, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian data yang didapat diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam men-tracking atau melacak object yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.


Sekilas Tentang Penggunaan RFID Pada Saat ini

beberapa penggunaan RFID menurut perbedaan frekuensinya, yaitu:

  1. Low-Frequency RFID tag digunakan untuk identifikasi binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil, dan juga sistem anti pencuri. Di Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan 134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).
  2. High-Frequency RFID tag digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol gedung, pelacak bagasi pesawat terbang, apparel item tracking, pengidentifikasi lencana, dan juga pengganti kartu magnetik.
  3. UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.
  4. Microware RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.

Potensi penggunaan RFID

RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti barcode UPC atau EAN. Hal ini sisebabkan karena kesamaan fungsi serta berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh RFID dibandingkan dengan menggunakan barcode. Tetapi masalahnya adalah harga RFID yang mahal, sehingga untuk sekarang penggantian barcode dengan RFID dirasa masih sulit.

Dalam beberapa masalah RFID sangatlah dibutuhkan, misalnya:

  1. Kode unik yang tersimpan dalam RFID yang dapat menyimpan kode yang panjang.
  2. RFID dapat dilacak dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya
  3. RFID juga sudah dapat digunakan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning.

Semua ini dapat terrealisasikan apabila di barengi dengan penurunan harga dari RFID tersebut.


Gen 2

Suatu organisasi yang bernama EPC global sedang bekerja untuk pembuatan suatu standar internasional RFID. Yakni membuat suatu standar mengenai penggunaan RFID dan EPC (Electronic Product Code) sebagai media identifikasi berbagai barang dalam berbagai industri di seluruh dunia.

Anggota organisasi ini diantaranya

è EAN International,

è Uniform Code Council

è The Gillette Company

è Procter & Gamble

è Wal-Mart

è Hewlett-Packard

è Johnson & Johnson

è Checkpoint Systems

è Auto-ID Labs.

Beberapa sistem berbasis RFID menggunakan standar alternatif yang berdasarkan pada klasifikasi ISO

18000-6.

Standar gen 2 dari EPCglobal telah disetujui pada Desember 2004 dan sepertinya akan menjadi

standar bagi RFID tag.


Kontroversi Penggunaan RFID

Tidak hanya keuntungan saja yang diberikan RFID, ternyata penggunaan RFID juga mempunyai masalah kontroversi. Ada empat alasan kontroversi RVID terhadap privasi, yaitu:

Ø Pembeli suatu barang (yang dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari RFID tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya.

Ø RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Ø Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan identitas pembeli.

EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi.

1 komentar: