Jumat, 12 Juni 2009

Quiz Kelompok 3

1. Pada komunikasi seluler yang menggunakan standar gsm diketahui ukuran cluster 7 dan jumlah kanal radio 70 (70x200 khz)
a. Berapa faktor reuse?
b. Hitung jumlah kanal suara persel?
c. Jika replikasi sel 5 x, berapa kapasitas sistem?
d. Jika jarak co-channel 41 km, berapa jari2 sel?
Jawab

Cluster : K
N : Kanal Sel
S : Jml BW

a. Faktor Reuse = 1/K = 1/7
b. Jumlah Kanal Suara per-sel = BW/50 kHz * 8/Cluster =
= (70*200 kHz)/50 kHz * 8/7 = 40
c. Jika replikasi 5x, kapasitas sistem = 5 * Jml BW
= 5 * (70*200 kHz)/50 kHz = 1400 kanal

d. Jika jarak co-channel 41 km, jari2 sel = 41 km=(37)^1/2 * R
R = 41/ (37)^1/2 = 8.9 km

2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi kabel tembaga,optik, seluler dan siskom satelite
Jawab

KABEL TEMBAGA
Dalam penggunaan sehari-hari kabel tembaga sebagai media transmisi banyak digunakan karena :

• Harga / biaya yang murah (low cost)

• Mudah didapatkan dan mudah dipasang (availability)

• Sudah tersedia jaringan yang luas, khususnya untuk PSTN (network ready).

Kelemahan kabel tembaga sebagai media transmisi adalah :

• Tingkat distorsi yang tinggi

• Rentan terhadap induksi

• Rawan terhadap kerusakan sinyal (signal error)

• Kecepatan transmisi randah



FIBER OPTIK

Media fiber optik memang telah lama ada dalam dunia komunikasi. Aplikasinya pun sudah cukup banyak meskipun belum seberkembang dan seluas kabel UTP atau kabel tembaga. Mengapa demikian? Karena media ini cukup mahal untuk dimiliki. Tidak semua orang mampu menggunakan media ini karena harganya yang tidak murah. Namun di balik semua itu, sebenarnya media fiber optik memiliki segudang kelebihan dibanding media lain. Kelebihan tersebut bahkan bisa membuat tonggak sejarah baru dalam kehidupan manusia. Media ini tidaklah menjadi mahal jika Anda bisa memanfaatkan semua kelebihannya. Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan media fiber optik dibandingkan dengan media lain:

- Lebih ekonomis untuk komunikasi jarak jauh
Untuk keperluan media komunikasi dengan jarak yang sangat jauh, dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dengan bandwidth yang cukup lebar, maka fiber optik dapat dikategorikan sebagai media yang murah dibandingkan dengan media kabel tembaga atau bahkan wireless. Memang biaya kepemilikannya jauh lebih mahal pada saat kali pertama, namun semua itu akan terbayar dengan kenyamanan menggunakannya, reliabilitasnya, kecepatannya, kapasitasnya, jarak tempuhnya, dan banyak lagi kelebihan lain yang bisa Anda rasakan.

Media kabel tembaga memiliki keterbatasan jarak yang cukup signifikan dibandingkan dengan media fiber optic. Maka dari itu, jika Anda bermaksud membangun jaringan komunikasi yang berskala metropolitan dan bahkan berskala internasional, media fiber optik menjadi sebuah opsi yang sangat murah, dibandingkan dengan media tembaga.

- Lebih kecil ukurannya
Dari namanya saja, fiber optik atau serat optik, mungkin Anda sudah bisa menduga kalau media fiber optik ini adalah media yang sangat kecil. Hanya berupa serat yang terbuat dari bahan optik atau kaca. Ternyata memang benar dugaan Anda. Dalam wujud aslinya media yang mampu membawa informasi dengan kapasitas “tak terhingga” secara teori ini tidak jauh lebih besar dari sehelai rambut. Jika Anda pernah memancing, mungkin Anda tahu ciri dari benang pancing, yaitu bening dan tipis. Seperti itulah wujud serat optik yang hebat itu.

Banyak sekali keuntungan yang bisa didapat dari wujudnya yang kecil ini. Dengan penampangnya yang kecil, maka ukuran fisik dari media ini secara keseluruhan juga tidak terlalu besar. Jika dibundel, maka dalam ukuran bundel yang tidak begitu besar, Anda bisa mendapatkan cukup banyak helaian serat optik di dalamnya. Tentu keuntungan ini akan sangat berguna bagi Anda karena tidak perlu repot-repot menyediakan jalur bentangan kabel yang besar, Anda juga tidak perlu menarik berkali-kali utasan-utasan kabel untuk berbagai keperluan karena didalam satu kabel saja sudah tersedia banyak sekali media pembawa data. Berbagai keperluan transmisi seperti misalnya sinyal-sinyal TV dan telephony dapat sekaligus dibawa juga.

Selain itu, dengan ukuran yang kecil Anda bisa membuat pembungkusnya menjadi lebih tebal, sehingga lebih tahan terhadap gangguan dari luar. Dengan ukurannya yang kecil pula Anda tidak akan kesulitan untuk mengaturnya ketika digunakan. Semua itu mungkin tidak bisa Anda dapatkan di media manapun kecuali menggunakan media fiber optic.

- Penurunan kualitas sinyal lebih sedikit
Jika menggunakan media kabel tembaga, maka Anda akan mengenal lebih banyak apa yang disebut dengan degradasi sinyal transmisi. Menurunnya kualitas sinyal-sinyal yang ditransmisikan akan mengganggu kelancaran proses komunikasi data. Hal ini akan sering ditemui jika Anda menggunakan media kabel tembaga untuk keperluan transmisi data baik jarak jauh maupun jarak dekat. Sinyal-sinyal yang dibawa melalui jalur ini tentu tidak pernah dapat dipastikan keutuhannya. Pengirim tidak akan pernah tahu apa yang terjadi di tengah perjalanannya. Yang pasti banyak sekali faktor pengganggu yang dapat menyebabkan kualitas sinyal menurun.

Apakah jalur komunikasi melewati jalur listrik tegangan tinggi, atau melalui kabel yang kurang baik instalasinya, atau melalui terminasi-terminasi yang lembap, atau melalui perangkat-perangkat penguat yang tidak baik kelistrikannya, semua itu bisa menjadi penyebab terganggunya sinyal data Anda.

Di dalam sistem komunikasi menggunakan fiber optik, sinyal informasi yang lalu-lalang di dalamnya adalah berwujud cahaya. Mengapa cahaya? Karena media ini relatif lebih kebal terhadap gangguan dari luar. Tidak banyak faktor yang dapat menimbuklan interferensi terhadap sinyal cahaya tersebut. Cahaya tidak akan terganggu oleh listrik bertegangan tinggi, tidak akan terganggu oleh suhu udara baik panas maupun dingin, dan
juga tidak terganggu oleh frekuensi radio di sekitarnya.

Dengan kondisi seperti ini, penurunan kualitas sinyal cahaya relatif lebih kecil dan sedikit dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Keuntungan yang didapat dari kelebihan ini adalah data yang dilewatkan di dalamnya lebih terjamin keutuhannya, suara yang dibawa di dalamnya untuk komunikasi telepon lebih bersih, sinyal-sinyal TV yang dilewatkan di dalamnya akan lebih jernih sampai di penerimanya.

- Daya listrik kecil
Untuk membawa informasi dalam bentuk sinyal cahaya, daya listrik yang dibutuhkan relatif tidak terlalu besar. Sinyal cahaya yang relatif lebih kebal terhadap gangguan dari luar tidak perlu ditransmisikan dengan daya listrik yang tinggi seperti yang terjadi pada media komunikasi kabel tembaga. Hanya butuh daya yang rendah saja, maka sinyal informasi bisa tiba di tujuan dengan selamat. Bahkan daya listrik tersebut sebenarnya tidak pernah melewati media serat optik tersebut, karena yang membawa informasi tersebut tidak membutuhkan bantuan pulsa-pulsa listrik. Dengan demikian, media ini akan menghemat banyak sekali daya listrik yang harus Anda bayar.

- Sinyal digital
Karena tidak ada sinyal listrik yang digunakan untuk membawa data, media fiber optik sangat cocok digunakan dalam sistem digital seperti misalnya komputer. Mengapa demikian? Karena komputerisasi beserta perangkat-perangkatnya banyak mengandalkan logika-logika digital. Media cahaya yang membawa informasipun bukanlah sebuah sinyal
analog yang harus melewati proses perubahan sinyal digital menjadi analog dan sebaliknya (ADC/DAC), melainkan adalah sinyal-sinyal digital yang terdiri dari informasi logika 0 dan 1.

Dengan demikian, informasi yang dibawanya tidak perlu melewati proses ADC/DAC lagi. Keuntungan dari fitur ini adalah data yang dikirimkan tidak akan banyak mengalami penurunan kualitas dan tidak banyak kesalahan yang terjadi akibat konversi ini.

Kekurangan fiber optic adalah
- Harganya yang cukup mahal jika dibandingkan dengan teknologi kabel tembaga. Hal ini dikarenakan fiber optic dapat mengantarkan data dengan kapasitas yang lebih besar dan jarak transmisi yang lebih jauh jika dibandingkan tembaga yang masih memerlukan investasi tambahan berupa perangkat penguat (repeaters).
- Cukup besarnya investasi yang diperlukan untuk pengadaan sumber daya manusia yang andal, karena tingkat kesulitan implementasi dan deployment fiber optic yang cukup tinggi.
• sistem komunikasi salular
kelebihan
pelanggan bebas bergerak secara bebas bergerak di dalam suatu area layanan sambil berkomunikasi tanpa pemutusan hubungan.
kekurangan
pembiayaaan jaringannya cukup mahal - perlu di bangunnya BTS.
area komunikasi terbatas.

• sistem komunikasi satelite
kelebihan
Keuntungan sistem ini adalah sistem komunikasi bergerak adalah kemampuan untuk menangani komunikasi dalam kondisi bergerak dan tidak memerlukan dibangunnya base station.
area yang di cakup sangat luas.
kekurangan
peluncuran suatu satelite sangatlah mahal.

3. Jelaskan definisi dan manfaat Link Budget! (Carilah contoh link budget untuk akses tembaga/radio/satelit (pilih satu) jelaskan maknanya !
jawab


Komunikasi bergerak mengenal istilah uplink dan downlink. Kualitas sinyal uplink tergantung pada seberapa kuat kekuatan sinyal ketika ia meninggalkan user ( mobile station ) dan bagaimana base station menerimanya. Pada arah downlink, kualitas sinyal tergantung pada seberapa kuat base station dapat memancarkan sinyal dan bagaimana user ( mobile station ) menerimanya.

Link budget merupakan pehitungan sederhana yang melibatkan gain dan loss.

Tujuannya untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di receiver.

Persamaan uplink :
Lpu = Pm + Gm – Lm + Gb+ Gd – Sb – Ld – Lj
Persamaan downlink :
Lpd = Pb + Gb + Gm – Sm – Ld – Lj – Ltf
Keterangan :
- Lpu : maksimum pathloss arah uplink ( dB )
- Pm : EIRP transmitter pada mobile station ( dBm )
- Gd : gain diversiti BTS ( dB )
- Sb : Sensitivitas receiver BTS ( dBm )
- Lpd : maksimum pathloss arah downlink ( dB )
- Pb : power base station ( dBm )
- Ltf : loss filter transmitter base station ( dB )
- Lj : loss jumper ( dB )
- Ld : loss duplekser ( dB )
- Gb : gain antena base station ( dBi )
- Sm : sensitivitas mobile station receiver ( dBm )

Contoh link budget sederhana:






Total Link Budget




Untuk daerah yang berbeda, maka hasil yang diperoleh juga berbeda.

Senin, 18 Mei 2009

Aplikasi RFID ( Anggadi Sasmito - 115070009 )

Aplikasi RFID

Sebelum membahas mengenai aplikasi RFID saya akan membahas sedikit mengenai RFID

Overview RFID

RFID (Radio Frequency Identification) atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi. [1]

RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat cocok untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain. RFID dapat disediakan dalam perangkat yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag membawa dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan.

Sistem RFID terdiri dari empat komponen, di antaranya:

• Tag: Ini adalah perangkat yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder.
[2]

Berdasarkan catu dayanya, tag dapat dibagi menjadi 2 yaitu

1. tag aktif tag yang catu dayanya diperoleh dari batere, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam j arak yang lebih jauh.

2. Tag Pasif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan.


• Antena: untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.

• Pembaca RFID: adalah perangkat yang kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag.

[3]

• Software Aplikasi: adalah aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik.
Gambar 1. Sistem RFID
[4]

Berikur ini beberapa arsitektur RFID untuk keamanan

Untuk penggunaan RFID untuk aplikasi sistem keamanan, terdapat beberapa macam arsitektur yang dapat digunakan.

Sistem Fixed Code

Sistem ini merupakan sistem paling sederhana yang paling sering digunakan. Kode tetap yang tersimpan di tag RFID dibaca dan dibandingkan dengan kode yang tersimpan database. Untuk keperluan ini dapat digunakan tag RFID yang hanya dapat ditulis satu kali saja dan belum diprogram sama sekali. User dapat memprogram sendiri tag tersebut. Kelemahannya adalah user dapat membuat copy dari tag RFID yang tidak dapat dibedakan oleh sistem keamanan. Tersedia pula tag RFID yang hanya dapat dibaca, dan telah diprogram pada proses produksi dengan nomor identifikasi yang unik. Sistem ini tidak memungkinkan pembuatan copy dari tag RFID. Sistem yang sederhana ini tingkat keamanannya paling rendah.

Sistem Rolling Code

Beroperasi dengan cara sama dengan sistem Fixed Code, akan tetapi kode rahasia pada tag RFID hanya berlaku pada periode waktu tertentu. Pembaca RFID pada sistem ini harus mempunyai kemampuan untuk menulis tag RFID. Tag RFID yang digunakan harus dapat diprogram berkali-kali. Jadinya setiap terjadi proses identifikasi maka sistem keamanan akan mengubah kode rahasia yang ada pada tag RFID, dan akan menggunakan kode rahasia tersebut untuk proses identifikasi selanjutnya.

Sistem ini memberikan tingkat keamanan yang lebih baik, tetapi yang harus dipertimbangkan adalah proses sinkronikasi kode rahasia.


Sistem Proteksi dengan Password

Sistem autentifikasi mutual yang sederhana dapat disediakan oleh sistem RFID dengan proteksi password. Data rahasia pada tag RFID hanya akan ditransmisikan setelah Pembaca RFID mengirimkan data berupa password yang sesuai untuk dapat membuktikan keabsahan pembaca RFID. Panjang dari password dapat bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan tingkat keamanan.

Password biasanya ditransmisikan dalam plain text. Waktu untuk menduga password bervariasi antar beberapa menit sampai beberapa tahun bergantung dari panjang dari password.

Untuk sistem keamanan dengan banyak pengguna dengan password berbeda, memiliki keterbatasan yaitu yaitu total waktu komunikasi yang sangat lama, karena pembaca RFID harus menduga password dari database yang tersedia.

Sistem Kombinasi Rolling Code dan Password

Merupakan sistem gabungan dengan fasilitas kode rahasia berubah-ubah dan password untuk melindungi kode rahasia yang tersimpan dalam tag RFID. Isu yang kritis dari sistem ini adalah waktu komunikasi dan sinkronisasi password. Dengan sistem ini akan memberikan tingkat keamanan yang tinggi.


Crypto Transponder

Digital Signature Transponder

Digital Signature Transponder adalah device crypto yang menggunakan system pertanyaan dan jawaban. Ini adalah merupakan generasi kedua dari tag RFID yang khusus digunakan untuk sistem keamanan, di mana hanya sebuah kunci yang dapat mengakses sistem kemanan tersebut. Sistem ini contohnya dapat diaplikasikan pada sistem pengamanan mobil. Pada saat inisialisasi, system 15 keamanan dan transponder bertukar kunci enkripsi rahasia. Kunci ini tidak dapat dibaca, hanya respon transponder terhadap pertanyaan yang dikirimkan system keamanan yang dapat dibaca.
Pada aplikasinya, sistem keamanan mengirimkan sejumlah bit bilangan acak (pertanyaan) kepada transponder menggunakan Pulse Width Modulation. Pada transponder pertanyaan tersebut dimasukkan ke dalam register pertanyaan. Untuk waktu yang singkat, energi disediakan oleh sistem keamanan dan rangkaian logika enkripsi akan menghasilkan respon (signature). Pada gambar 2 dapat dilihat sistem Crypto Transponder.


Gambar 2 Sistem Crypto Transponder
[5]
Respon R adalah fungsi dari kunci enkripsi Ke, challenge RAND, dan algoritma kriptografi Fc.

( , , ) c e R = f F RAND K

Respon dikembalikan ke sistem keamanan dengan menggunakan Frequency Shift Keying (FSK).

Sistem keamanan menghitung respon yang diharapkan dengan menggunakan algoritma yang sama dan kunci enkripsi yang sama dan membandingkan respon yang diterima dari transponder dengan hasil perhitungan. Hasil perhitungan dari respon yang diharapkan dapat selesai bersamaan dengan komunikasi antara transponder dengan sistem keamanan atau setelah menerima respon dari transponder. Jika hasilnya sama, maka informasi akan dikirimkan ke computer manajemen.

Keunggulan dari sistem ini adalah sebagai berikut:

• Respon berbeda pada setiap waktu, bergantung dari pertanyaan (challenge). Akibatnya proses autentifikasi adalah dinamis.

• Tidak ada bagian dari kunci enkripsi yang dikirimkan setelah inisialisasi.

• Kunci enkripsi tidak dapat dibaca.

• Transponder tidak dapat diduplikasi.

• Kunci enkripsi dapat dikunci atau diubah jika diinginkan dengan melakukan inisialisasi ulang.

Transponder merupakan device logika yang komplek dan sistem yang didesain untuk beroperasi pada daya sangat rendah. Gambar dari transponder ini dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Digital Signature Transponder
[6]
Enkripsi

Semua algoritma enkripsi secara teoritis dapat dipecahkan. Sebuah algoritma enkripsi dikatakan aman jika waktu untuk memecahkannya dibutuhkan waktu sangat lama.

Terdapat beberapa metoda penyerangan terhadap enkripsi yaitu:

• Scanning

Adalah pendekatan paling sederhana di mana penyerang mengirimkan respon random terhadap setiap challenge yang dihasilkan system keamanan. Waktu rata-rata untuk sukses dirumuskan menjadi:

= × 2(rb−1)s t R

di mana rb adalah panjang respon dalam bit, dan R adalah waktu perulangan sistem keamanan dalam detik. Misalkan saja waktu perulangan adalah 200 ms dan panjang respon 24 bit, maka waktu rata-rata untuk membobol sistem keamanan itu adalah 19,4 hari.

• Dictionary Attack

Merupakan pendekatan penyerangan yang kompleks di mana pihak penyerang membuat dictionary, dan respon disesuaikan dengan challenge dan dictionary yang diupdate setiap respon diberikan.


• Cryptoanalysis

Menggunakan pengetahuan dari algoritma. Penyerang mencoba untuk mencari solusi matematika dari masalah untuk mencari kunci enkripsi dengan jumlah terbatas pasangan challenge dan respon. Cara ini sangat sulit sekali dilakukan.



Rangkaian Supervision

Rangkaian ini digunakan untuk meyakinkan reliabilitas dalam aplikasi. Misalnya untuk eksekusi pemrograman transponder, penggunaan CRC untuk melakukan pemeriksaan terhadap command, data dan address yang diterima pada fasa penulisan transponder. Pada gambar 4 dapat dilihat blok diagram dari transponder crypto.


Gambar 4. Diagram Blok Crypto Transponder
[7]

Beberapa aplikasi yang berkaitan dengan RFID( Radio Frequency Identification) adalah :

» Kartu Pegawai
» Kartu Akses
» Identifikasi binatang

[8]

[9]



» Kartu Pasien
» Kartu Parkir
» Sistem Aplikasi Absensi
» Sistem Aplikasi Inventori
» Sistem Aplikasi Perparkiran
» Sistem Aplikasi Sekuriti
» Sistem Aplikasi Rumah Sakit
» Sistem Aplikasi Jalan Tol
» Sistem Aplikasi Pompa Bensin
» Sistem Aplikasi Supermarket

» Sistem tiket kereta

» Sistem Aplikasi Supermarket
» Akses Kendaraan
» Akses Kendaraan
» Akses Kendaraan[1]

[1] www.wikipedia.com

[2] www.textually.org

[3] bp2.blogger.com/_XCIBKNhFB9M/R7cU26LypGI/AAAAAAAAAMI/sE0cvmsX7M0/s1600h/RFID+11.gif

[4] 3.bp.blogspot.com

[5] 4.bp.blogspot.com

[6]2.bp.blogspot.com

[7]3.bp.blogspot.com

[8]www.tecnovelgy.com

[9] subari.blogspot.com

[ ]sebagian besar diambil dari subaridargombez.wordpress.com/2008/02/16/rfid-radio-frequency- identification-2/



Senin, 11 Mei 2009

KONSEP DAN TEKNIS RFID ( Tri Aji Kristianto 115070036)

KONSEP DAN TEKNIS RFID

RFID menggunakan komunikasi gelombang radio untuk secara unik mengidentifikasi objek atau seseorang. Hal ini merupakan 1 teknologi pengumpulan data otomatis (ADC = Automatic Data Collection) yang tercepat perkembangannya. Teknologi tersebut menciptakan cara otomatis untuk mengumpulkan informasi dengan cepat dan mudah tanpa human error.
Identifikasi RFID tidak hanya sekedar kode identifikasi, sebagai pembawa data, dapat ditulis, dan diperbarui data di dalamnya dalam keadaan bergerak.
Perbedaan Barcode dan RFID
Barcode dan RFID sangat mirip, keduanya ditujukan untuk identifikasi yang cepat dan dapat diandalkan, serta kemampuan pelacakan. Perbedaan utama antara kedua teknologi tersebut terletak pada scan / pembacaan. Teknologi barcode membaca label dengan laser optic atau teknologi image. Sedangkan teknologi RFID membaca label dengan sinyal frekuensi radio.


RFID mempunyai beberapa keuntungan utama melebihi system barcode yaitu kemungkinan data dapat dibaca secara otomatis tanpa memerhatikan garis arah pembacaan, melewati bahan non-konduktor dengan kecepatan akses beberapa ratus tag per detik pada jarak beberapa (+100) meter.
Tag RFID terbuat dari microchip dengan dasar bahan dari silicon yang mempunyai kemampuan fungsi identifikasi sederhana yang disatukan dalam satu desain.
JENIS RFID
1. Berdasarkan penggunaan frekuensi

2. Berdasarkan Sumber Energi

3. Berdasarkan Kemampuan Dibaca dan Ditulisnya RFID
a. Read only RFID
b. WORM (Write Once Read Many)
c. Read/write RFID

4. Berdasarkan Bentuk

Bagian RFID berdasarkan komponennya:

1. Silicon Microprocessor

Chip yang terletak dalam sebuah tag yang berfungsi sebagai penyimpan data.

2. Metal Coil

Terbuat dari kawat aluminium yang berfungsi sebagai antenna yang dapat beroperasi pada frekuensi 13.56 Mhz.

3. Encapsulating Material

Bahan yang membungkus tag yang terbuatdari bahan kaca.


CARA KERJA RFID

Label tag RFID yang tidak memiliki baterai antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader diteruskan ke DATABASE HOST computer.
Reader mengirim gelombang electromagnet, yang kemudian diterima oleh antenna pada label RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke reader.
Informasi dikirim ke dan dibaca dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam system yang paling umum yaitu system pasif, reader memancarkan energy gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan energy agar beroperasi. Sedangkan system aktif, baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh / dikumpulkan dari label RFID kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau tanpa kabel ke system computer.



Sabtu, 02 Mei 2009

Konsep Dasar RFID ( Doni W - 115070019)

RFID

RFID atau Radio Frequency Identification, adalah suatu metode yang digunakan untuk menyimpan atau menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu alat yang bernama RFID tag atau transponder.Data yang ditransmisikan dapat berupa kode-kode yang bertujuan untuk mengidentifikasi suatu obyek tertentu. Suatu RFID tags dapat berupa benda yang sangat kecil, sehingga dapat disatukan dengan misalnya kertas stiker. Kertas stiker yang terdapat RFID tags tersebut dapat direkatkan ke dalam suatu produk, binatang, atau bahkan orang. RFID tag tersebut berisikan antena yang memungkinkan alat tersebut dapat menerima dan merespon terhadap suatu sinyal yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver. Sehingga secara otomatis identitas dari benda yang telah diberi RFID tag tersebut akan segera diketahui.

Sudah ada beberapa orang yang mencoba menanam (implantasi) peranti tersebut ke dalam tubuhnya. Salah satunya adalah Amal Graafstra, seorang teknopreneur yang tinggal di Washington, Amerika Serikat. Kisah implantasinya dimuat dalam majalah IEEE Spectrum edisi Maret 2007.

Peranti ini terdiri dari dua bagian. Peranti pertama adalah RFID reader yang berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label ) dan membandingkan dengan yang ada di memori reader. Sedangkan bagian kedua adalah RFID tag yang berfungsi menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas diri.


Sejarah RFID

Sejarah awal dari RFID adalah dengan adanya penemuan alat mata-mata untuk pemerintahan Uni Soviet padfa tahun 1946 oleh leon Theremin. Alat tersebut dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Prinsip dasarnya adalah Gelombang suara dapat menggetarkan sebuah diafrakma (diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian resonator memodulasi frekuensi radio yang terpantul tersebut. Walaupun alat ini bukan sebuah kartu/label identitas melainkan sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif, tetapi alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek-moyang teknologi berbasis RFID. Beberapa sumber publikasi-publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada sejak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an.

Pada tahun 1936, sebuah teknologi yang lebih mirip RFID, yaitu IFF Transponder, ditemukan oleh Inggris. Alat tersebut secara rutin digunakan oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasi pesawat tempur lawan atau kawan. Transponder semacam ini masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan hingga saat ini.

Karya awal lainnya yang mengeksplorasi RFID adalah karya tulis ilmiah penting yang di buat oleh Harry Stockman pada tahun 1948 yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196–1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa "...riset dan pengembangan yang lebih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh."

Pada tahun 1973 di Amerika Serikat, seseorang bernama Mario Cardullo mematenkan sebuah transponder radio pasif dengan nomor paten 9.317.148. alat tersebut pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada perusahaan pelabuhan New York (new york port Authority) dan para pengguna potensial laennya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memory 16 bit untuk digunakan sebagai sebuah alat pembayaran.

Pada dasarnya, paten Mario Cardullo meliputi penggunaan frekuensi radio, suara dan cahaya sebagai media transmisi. Rencana bisnis pertama yang diajukan kepada para investor di tahun 1969 menampilkan penggunaan teknologi ini di berbagai bidang, misalnya

1. bidang transportasi: identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran tol otomatis, plat nomor elektronik, manifest/daftar barang secara elektronik, pendataan rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan

2. bidang perbankan: buku cek elektronik, kartu kredit elektronik

3. bidang keamanan: tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses

4. bidang kesehatan: identifikasi dan sejarah medis pasien

Demonstrasi label RFID dengan teknologi tenaga pantulan, baik yang pasif maupun yang aktif, dilakukan di Laboratorium Sains Los Alamos di tahun 1973. Alat ini dioperasikan pada gelombang 915 Mhz dan menggunakan label yang berkapasitas 12 bit.

Sedangkan paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton di tahun 1983 dengan nomor Paten Amerika Serikat 4,384,288.

Beberapa Tipe dari RFID tag

Sifat dari pada RFID tag ada dua jenis:

  1. RFID tag pasif.

Pada RFID tag pasif tidak memiliki power supply sendiri. Sehingga RFID tag ini berkerja hanya dengan berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya frekuensi radio scanning yang masuk saja. Induksi tersebut sudah cukup untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor ID saja. Ukuran dari RFID pasif dapat di buat denga ukuran yang sangat kecil dikarenakan tidak adanya power supply pada RFID tag tersebut.Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa diletakkan di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat bahwa RFID tag terkecil berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata. RFID tag yang pasif memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter.

  1. RFID tag aktif

Berkebalikan dengan RFID tag pasif, RFID tag aktif memiliki power supply sendiri. Karena memiliki power supply yang sendiri maka jarak janggkauannya menjadi lebih jauh. Pada RFID tag aktif juga terdapat memory yang lebih besar sehingga dapat menampung berbagai informasi di dalamnya. Ukuran terkecil dari RFID tag aktif ini sampai saat ini adalah sebesar koin dengan jarak jangkauan hingga 10 meter dan umur baterai sampai bertahun-tahun lamanya.

Untuk masalah harga, RFID tag pasif bisa lebih murah untuk di produksi karena tidak bergantung pada baterai. RFID tag yang banyak beredar sekarang adalah RFID tag pasif. Pada kisaran tahun 2004, harga dari RFID tag pasif sekitar USD$ 0.40. Nantinya harga dari RFID tag ini akan ditekan sampai dengan USD$ 0.05 agar RFID tag ini bisa tersedia secara luas dan bisa dipergunakan dimana saja. Sayangnya para pembuat chip masih belum mampu dan demand terhadap device ini masih rendah sehingga harganya juga belum bisa turun. Menurut analisa dari perusahaan riset independen seperti Gartner dan Forrester Research sepakat bahwa harga USD$ 0.10 dari alat ini hanya akan bisa dicapai dalam waktu 6-8 tahun. Meskipun demikian, dengan menggunakan teknologi manufaktur baru, mampu untuk menurunkan harga dari RFID tag ini..

Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila dikategorikan berdasarkan frekuensi radio, yaitu:

  • low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz)
  • high frequency tag (13.56 MHz)
  • UHF tag (868 sampai 956 MHz)
  • Microwave tag (2.45 GHz)

UHF tag tidak dapat digunakan secara global, karena tidak ada peraturan global yang mengatur penggunaannya.


Dasar Cara Kerja RFID

Sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen. Misalnya tag, tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat inventory tag. Sedangkan keamannan pada RFID dapat dicapai dengan dua cara. Yang pertama pintu security dapat melakukan query untuk mendapatkan status keamanan. Dan yang kedua adalah RFID tag-nya berisi bit security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader station.

Sistem RFID dapat mengirimkan data dari sebuah alat, yang dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian data yang didapat diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam men-tracking atau melacak object yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.


Sekilas Tentang Penggunaan RFID Pada Saat ini

beberapa penggunaan RFID menurut perbedaan frekuensinya, yaitu:

  1. Low-Frequency RFID tag digunakan untuk identifikasi binatang, beer keg tracking, keylock pada mobil, dan juga sistem anti pencuri. Di Amerika Serikat, frekuensi RFID yang digunakan ada dua yaitu 125 kHz (standar aslinya) dan 134.5 kHz (yang merupakan standar internasional).
  2. High-Frequency RFID tag digunakan pada perpustakaan atau toko buku, pallet tracking, akses kontrol gedung, pelacak bagasi pesawat terbang, apparel item tracking, pengidentifikasi lencana, dan juga pengganti kartu magnetik.
  3. UHF RFID tag sering digunakan secara komersial pada pallet dan pelacakan container, pelacakan truk dan trailer pada pelabuhan kapal laut.
  4. Microware RFID tag seringkali digunakan dalam akses kontrol jarak jauh kendaraan bermotor.

Potensi penggunaan RFID

RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti barcode UPC atau EAN. Hal ini sisebabkan karena kesamaan fungsi serta berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh RFID dibandingkan dengan menggunakan barcode. Tetapi masalahnya adalah harga RFID yang mahal, sehingga untuk sekarang penggantian barcode dengan RFID dirasa masih sulit.

Dalam beberapa masalah RFID sangatlah dibutuhkan, misalnya:

  1. Kode unik yang tersimpan dalam RFID yang dapat menyimpan kode yang panjang.
  2. RFID dapat dilacak dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya
  3. RFID juga sudah dapat digunakan pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus melakukan barcode scanning.

Semua ini dapat terrealisasikan apabila di barengi dengan penurunan harga dari RFID tersebut.


Gen 2

Suatu organisasi yang bernama EPC global sedang bekerja untuk pembuatan suatu standar internasional RFID. Yakni membuat suatu standar mengenai penggunaan RFID dan EPC (Electronic Product Code) sebagai media identifikasi berbagai barang dalam berbagai industri di seluruh dunia.

Anggota organisasi ini diantaranya

è EAN International,

è Uniform Code Council

è The Gillette Company

è Procter & Gamble

è Wal-Mart

è Hewlett-Packard

è Johnson & Johnson

è Checkpoint Systems

è Auto-ID Labs.

Beberapa sistem berbasis RFID menggunakan standar alternatif yang berdasarkan pada klasifikasi ISO

18000-6.

Standar gen 2 dari EPCglobal telah disetujui pada Desember 2004 dan sepertinya akan menjadi

standar bagi RFID tag.


Kontroversi Penggunaan RFID

Tidak hanya keuntungan saja yang diberikan RFID, ternyata penggunaan RFID juga mempunyai masalah kontroversi. Ada empat alasan kontroversi RVID terhadap privasi, yaitu:

Ø Pembeli suatu barang (yang dilengkapi RFID tag) tidak akan tahu keberadaan dari RFID tag atau bahkan tidak dapat untuk melepasnya.

Ø RFID tag dapat dibaca oleh pihak lain dalam jarak yang jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Ø Jika suatu barang yang mengandung RFID tag Anda beli dengan menggunakan kartu kredit, maka akan sangat mungkin untuk mengasosiasikan ID tersebut dengan identitas pembeli.

EPCglobal sedang membuat suatu standar untuk memberikan suatu ID yang unik secara global dan ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah privasi dan juga masih belum begitu perlu untuk beberapa aplikasi.